Memiliki Bakat
Leadership Sejak Kecil
Namanya begitu popular, tak ada satupun advokat di Indonesia ini yang tak mengenal namanya. Ya, DR. Otto Hasibuan SH, MM, adalah nama tersebut. Dalam setiap kartu advokat yang dipegang oleh pengacara pasti tercantum nama dan tandatangnnya sebagai Ketua Umum Peradi (Perhimpunan Advokat Indonesia ) sebagai satu-satunya wadah tunggal advokat.
Anak Siantar yang lahir di Jalan Sutomo Pematang Siantar, tanggal 5 Mei 1955, ini dari sejak Sekolah Dasar sudah aktif dalam kegiatan organisasi. Kisah sukses hidupnya memang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan organisasi. Bahkan boleh diibaratkan, jika ia tidak berorganisasi, sama seperti makan tanpa garam. Semasa SD, dulu ada namanya PORSEDA (Persatuan Olah Raga Sepeda), ia sudah jadi ketua. Kemudian saat di SMP, di Kabupaten Simalungun, ia sudah mendirikan perkumpulan sepakbola, dalam ukuran dulu suatu klub yang sudah profesional, dalam arti sudah ada tim yang lengkap, ada manajer, kostum lengkap, dan ada yang mendanai.
Klub tersebut dinamai Putra Andalas. Dia sendiri sebagai ketua klub dan teman-temannya menjadi anggota. Manejernya seorang polisi dan penasehat adalah Kapolres Simalungun. Jadi kalau mereka bertanding, Polres yang menyediakan mobil atau bis untuk transportasi. Dulu (kira-kira tahun 1968) suatu klub sepakbola di kota kabupaten itu naik mobil (bis) adalah suatu hal yang luar biasa. Sebab ketika itu di Pematang Siantar (Kabupaten Simalungun) hanya ada satu bis. Bahkan saat itu ia sendiri mengaku belum pernah naik bis (mobil).
Ketika di SMA, dulu ada PPSMA (Pemuda Pemudi Sekolah Menengah Atas) yang kemudian pada tahun 1972 diubah secara nasional oleh Menteri Pendidikan menjadi OSIS. Pada saat perubahan itu, ia terpilih menjadi Ketua OSIS pertama dalam pemilihan yang mirip Pemilu (voting), satu orang murid satu suara. Setamat dari SMA, masuk ke UGM, ia pun langsung memprakarsai kegiatan organi-sasi. Awalnya, pada malam inagurasi (acara peresmian atau pelantikan), biasanya tingkat yang lebih tua yang membuat acara tersebut. Tapi waktu itu ia sudah lebih dulu mengorganisir teman-teman yang satu tingkat. Kepada kawan-kawannya dikatakan, “Kita yang punya pesta, kitalah yang bikin.” Setelah melalui perdebatan yang panjang, akhirnya diputuskan, mereka yang bikin malam inagurasi dan ia terpilih menjadi ketuanya. Padahal ia baru masuk (mahasiswa baru).
Kemudian ia juga aktif sebagai ketua BKMK. Lalu pada pemilihan senat, ia terpilih menjadi salah satu ketua. Sebenarnya waktu itu ia meraih suara terba-nyak.
Selain dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan, ia juga aktif di organisasi pemuda gereja N-HKBP. Ia jadi Sekum (sekretaris umum), dulu istilahnya bukan ketua melainkan sekretaria umum. Kegiatannya di organisasi-organisasi itu cukup menggambarkan betapa senang dan menyatunya dia dalam dunia organisasi. Bahkan boleh diibaratkan, jika ia tidak berorganisasi, seperti makan tanpa garam. Kisah hidupnya memang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan organisasi. Setelah jadi advokat pun ia langsung mendaftar menjadi anggota Peradin (Persatuan Advokat Indonesia). Beberapa waktu kemudian, ia menjadi komisaris dan akhirnya menjadi Sekretaris Peradin. Pada tahun 1985, semua organisasi advokat menjadi wadah tunggal, Peradin dan yang lain-lain dilebur menjadi Ikadin (Ikatan Advokat Indonesia).
Di Ikadin, ia memulai dari bawah, mulai dari Wakil Sekretaris Cabang Jakarta (1986), waktu itu wilayah Jakarta masih satu, belum dibagi (Timur, Selatan, Barat, Utara, Pusat). Kemudian menjadi Ketua Cabang Jakarta Barat (1990), terus naik lagi jadi Wakil Sekjen DPP Ikadin (1995), lalu menjadi Pejabat Sekjen DPP, sampai menjadi Sekjen DPP (1992-2002). Sampai akhirnya mencapai puncak menjadi Ketua Umum DPP Ikadin periode 2003-2007 dan dipercaya kembali pada priode 2007-20012. Ia juga aktif sebagai anggota International Bar Association (1985) dan anggota Inter Pacific Bar Association. Selain itu, Otto pun dipercaya sebagai Ketua umum DPN Peradi hingga sekarang.
Dari jenjang itu, tergambar betapa ia betul-betul menjiwai dunia organisasi advokat ini.Ibarat militer, ia jalani lengkap dengan militansi tinggi mulai dari prajurit sampai jenjang jenderal berbintang empat. Dalam komunitas adat pun ia ikut aktif. Ia memang tidak memasuki tata-adatnya karena menganggap itu bukan dunianya. Tapi musyawarah adat itu, menurutnya, adalah bagian dari organisasi. Sehingga sekarang ia dipercaya komunitas adat marganya menjadi Ketua Marga Hasibuan. Jabatan ketua marga ini pun tidak langsung serta merta dipercayakan kepadanya. Tapi dimulai dari ketua salah satu seksi kemudian jadi sekretaris, jadi Sekjen, lalu jadi ketua umum.
Ia memang termasuk orang yang tidak suka melompat-lompat dalam meraih sesuatu. Hal ini bahkan sudah merupakan prinsip hidup baginya. Misalnya, kalau ada tangga, di mana ia sedang berdiri di tangga ketiga, dan di tangga ketujuh ada sesuatu rejeki atau kesempatan (kans), hampir jarang ia langsung melompat ke tangga tujuh walaupun ada sesuatu yang menarik di tangga tujuh tersebut. Jadi ia cenderung selalu meniti anak tangga, dari tangga satu, dua, tiga ke tangga empat dan seterusnya. Setiap tangga itu pun harus diinjak dulu, apa sudah kuat atau tidak. Kalau sudah kuat, baru ia naik ke tangga berikutnya, begitulah seterusnya.
Dalam hal berorganisasi, ia tidak pernah berpikir bahwa ikut berorganisasi agar menjadi ketua. Melainkan ia masuk untuk berbuat sebaik mungkin. Itu saja! Kendati setelah tiba waktunya orang kemudian menunjuk dan memilihnya sebagai ketua. Jadi, menurutnya, pasti tiba waktunya kalau kita selalu berusaha berbuat baik. Dalam pikirannya, harus ‘everlasting’ (tahan lama). Sesuatu yang didapat itu harus tahan lama, baik dalam berkawan, kalau bisa abadi, dalam arti, ia tidak suka kontroversi atau konflik. Karena memang hal ini sudah merupakan prinsip atau pandangan hidupnya.
Dari kecil dia memang dikenal sebagai seorang ulet dan rendah hati. Kendati ia mengaku dalam perjalanan hidupnya merasa tidak ada yang istimewa. Biasa-bia-sa saja. Tapi dia juga tidak pernah merasa bahwa hidupnya terlalu tidak istimewa. Namun suatu hal yang boleh dibilang istimewa manakala menelusuri perjalanan hidupnya ke belakang, bahwa memang Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepadanya. Walaupun ia mengaku tidak kaya raya. Jadi, menurutnya, tidak ada yang secara spesifik sekali yang harus diceritakan dalam perjalanan hidupnya. Kalaupun ada, kalau boleh dibilang spesifik, yaitu kesukaannya berorganisasi sudah ada sejak kecil, mulai dari kelompok-kelompok bermain. Kalau ada teman-teman dua tiga orang, ia suka mengorginisir, seperti, kelompok main bola, ia sudah jadi ketuanya.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP:
Nama : DR.Otto Hasibuan, SH, MM
Lahir : Pematang Siantar, 5 Mei 1955
Agama : Kristen
Profesi : Advokat
Jabatan : Ketua Umum DPN Peradi, Ketua Umum DPP Ikadin
Isteri : Normawati Damanik
Anak : - Putri Linardo Hasibuan (kuliah jurusan ekonomi di Curtin University , Australia )
- Lionie Petty Hasibuan (SMP)
- Natalia Octavia Hasibuan (SD)
- Yakub Putra Hasibuan (SD)
Ayah : Hasibuan
Ibu : Boru Siahaan
Pendidikan:
S1 Fakultas ukum UGM
Comparative Law Course di University Technology of Sidney
Kandidat Doktor di UGM
Organisasi:
Wakil Sekretaris Cabang Jakarta (1986)
Ketua Cabang Jakarta Barat (1990)
Wakil Sekjen DPP Ikadin (1995)
Pejabat Sekjen DPP Ikadin dan Sekjen DPP (1992-2002)
Ketua Umum DPP Ikadin periode 2003-2007
Kordinator KKAI
Ketua DPP Ikadin Periode 2007-2012
Ketua DPN Peradi
Anggota International Bar Association (1985)
Anggota Inter Pacific Bar Association.
Alamat:
OTTO HASIBUAN & ASSOCIATES
ADVOCATES & LEGAL CONSULTANTS
Komplek Duta Merlin Blok B-30
Jl. Gajah Mada No. 3-5 Jakarta 10130 - Indonesia
Telp: 021-6335138 (Hunting)
Fax: 021-6333326
E-mail: ottohsb@ottohasibuanlaw.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar