Minggu, 20 Desember 2015

Abraham Samad: Tidak Ada Kata Menyerah

Ilustrasi (Dok Okezone)
Ilustrasi (Dok Okezone)
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad yang tiba di Makassar menggunakan pesawat Garuda langsung disambut dengan proses adat "Angaru" sebelum menghadiri acara kemah akbar memperingati Hari Anti Korupsi.
"Pak Abraham Samad sudah tiba dari Jakarta dan disambut dengan proses adat sejak di Bandara Sultan Hasanuddin selanjutnya bergabung dengan ratusan teman-teman aktivis lainnya di Malino," ujar Direktur Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia, Syamsuddin Alimsyah di Makassar, Sabtu (19/12/2015).
Bukan cuma penyambutan dengan prosesi adat, beberapa spanduk juga dibentangkan yang salah satunya spanduk bertuliskan "Selamat Datang Sang Pejuang Anti Korupsi ke Medan Pertempuran Lama".
Abraham Samad usai penyambutan itu menyatakan jika dirinya setelah tidak menjabat lagi sebagai pimpinan KPK, namun semangatnya untuk pemberantasan korupsi masih akan terus dilakukan. "Tidak ada kata menyerah dan berhenti melakukan perjuangan dalam memberantas korupsi. Saya akan terus berjuang hingga titik darah penghabisan," jelasnya.
Syamsuddin Alimsyah melanjutkan, jika kinerja penegakan hukum di era Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sangat jauh dari harapan untuk tidak menyebut buruk. "Bahkan oleh sebagian kalangan menganggap inilah era di mana para koruptor bisa kembali bernapas lega setelah berhasil dalam permainan desain secara sistematis melemahkan institusi penegak hukum khususnya KPK. Kriminalisasi bukan lagi ancaman semata, namun nyata dan benar adanya," katanya.
Dua Pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, lanjutnya, adalah bukti nyata bagi publik. Bahkan Novel Baswedan salah satu penyidik terbaik KPK sudah masuk tahanan dengan tuduhan kasus yang sudah sepuluh tahun lalu.
Diketahui, ratusan aktivis yang sudah menyatakan akan hadir seperti Indonesia Corruption Watch (ICW), Transparansi Indonesia Internasional (TII), Perludem, Yappika, Kemitraan Jakarta, The Asia Foundation (TAF) dan lain sebagainya.
Syamsuddin menyebutkan jika pelaksanaan kemah akbar ini merupakan agenda tahunan dari Kopel Indonesia sebagai lembaga yang konsen menyuarakan dan mengawal pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan anti korupsi.
Kehadiran para aktivis anti korupsi tersebut, dimaksudkan untuk membangun jaringan soliditas aktivis anti korupsi dalam mengawal pola gerakan advokasi pemberantasan tindak pidana korupsi yang lebih sistematis dan berbasis data.
Selain itu, diharapkan bisa melahirkan forum bersama yang bersinergi dengan masyarakat sipil, media serta Perguruan Tinggi dalam membangun gerakan anti korupsi, termasuk menyusun rencana aksi bersama sebagai bentuk evaluasi terhadap penegakan hukum di Indonesia.
Olehnya itu, kata Syamsuddin menjelaskan, kegiatan Kemah Anti Korupsi bertujuan melakukan konsolidasi gerakan bersama di kalangan aktivis anti korupsi.
Menghadapi kasus korupsi yang demikian massif dan kronis saat ini, maka membutuhkan kebersamaan dalam melawan dan melakukan advokasi agar gerakannya lebih efektif. "Tipologi korupsi sekarang semakin luas, caranyapun semakin canggih. Celakanya, ancaman bagi para penggiat juga semakin kuat, sehingga perlu segera melakukan konsolidasi pula," jelasnya.
Gerakan bersama yang dimaksud, bukan sekadar mengkonsolidasikan para aktivis anti korupsi, namun juga lebih banyak melibatkan berbagai pihak termasuk masyarakat sipil, media dan Perguruan Tinggi. "Kita juga ingin di kalangan mahasiswa, bisa terkonsolidasi membentuk forum mahasiswa anti korupsi," tambahnya.
Kemah anti korupsi tersebut melibatkan perwakilan dari Jaringan Klinik Anti-Korupsi dari berbagai Perguruan Tinggi se-Indonesia, NGO Anti-korupsi baik lokal dan nasional.
Para dosen dari berbagai perguruan tinggi yang selama ini aktif dalam kegiatan anti-korupsi, Jaringan Media, Lembaga Donor yang konsen terhadap isu anti-korupsi, serta unsur Parlemen Group yang terdiri dari kelompok tani dan nelayan.
Kopel sendiri bekerja sama dengan Fakultas Hukum Unhas. Sedang beberapa narasumber yang menyatakan kesediaan untuk hadir adalah hakim Mahkamah Konstitusi Prof Dr. Aswanto, SH, M.Si, Dr Abraham Samad, Dr Bambang Widjojanto, dan dari unsur pemerintah akan hadir dari Kemendes PDT dan Transmigrasi.
(http://news.okezone.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar