(Foto: Kepolisian Singapura)
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengaku akan membantu Irfan. Bantuan hukum disiapkan pihak KBRI di Singapura.
"Saya juga belum tahu menyeluruh, yang pasti kalau sudah diproses kepolisian di Singapura, KBRI akan membantu dengan melihat apa yang dibutuhkan. Bisa membantu dengan menyediakan pengacara dan memberikan pendampingan," kata Jubir Kemlu, Arrmanatha Nasir di Crematology Coffe Roaster, Jl Suryo 25, Jakarta Selatan, Minggu (31/5/2015).
Arrmanatha menyebut pihak KBRI di Singapura masih akan mencari informasi lengkap tentang kasus yang menjerat Irfan. Sehingga, bisa ditentukan bantuan dalam bentuk apa yang akan diberikan pemerintah.
"Saya harus kontak KBRI Singapura dulu, apakah ada hal-hal yang janggal," jelas Tata.
Irfan dinilai oleh pihak kepolisian Singapura dengan sengaja menyentuh bokong seorang mahasiswi berusia 20 tahun sebanyak 2 kali di dalam MRT, bermula dari berdiri dekat-dekat dan tidak menjauh meski gerbong MRT sudah kosong. Mahasiswa yang dikenal berprestasi itu kemudian dijebloskan dalam tahanan.
Sedangkan ayah Irfan, Yurnalis Tanjung, mendengar kabar dari teman anaknya tersebut bahwa Irfan dikeluarkan dari kampusnya di National University of Singapore.
"Dengar kabar dari temannya anak saya kalau dia di-DO dari kampusnya," ujar Yurnalis di rumahnya, di wilayah Jatirasa, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (30/5/2015).
Yurnalis mempertanyakan, kenapa anaknya baru disidangkan dan divonis saat ini. Menurutnya, kasus Irfan sudah lama terjadi, yaitu tahun 2014.
"Ini kasus sudah lama lalu kenapa baru disidangkan dan divonis sekarang," imbuhnya. (http://news.detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar