Kandidat calon Ketua Umum jangan hanya melakukan pencitraan.
Musyawarah Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (Munas PERADI) 2015
masih bulan depan akan digelar. Namun, bursa calon ketua umum Dewan
Pimpinan Nasional (DPN) PERADI sudah mulai panas. Sejumlah advokat sudah
mendeklarasikan diri sebagai PERADI 1.
Direktur SETARA Institute Hendardi mengingatkan bahwa setiap calon
Ketum DPN PERADI harus bisa mengembalikan organisasi advokat ini sebagai
alat perjuangan untuk rakyat miskin.
“Kompetisi semacam ini dan regenerasi adalah penting. Saya bukan
berlatar belakang advokat. Tapi, sejak dulu saya bergaul dengan
organisasi advokat. Sekarang pun sebagian kegiatan saya di bidang
hukum,” ujarnya saat menyampaikan testimoni dalam deklarasi pasangan Fauzie-Thomas di Jakarta, Kamis (12/2).
Hendardi juga menilai bahwa PERADI sudah menjadi seperti organisasinya
sendiri. Pasalnya, ia hingga kini masih duduk di Dewan Kehormatan Pusat
PERADI yang bersifat ad hoc hampir selama 10 tahun. “Organisasi ini
bukan siapa-siaoa lagi, tapi ini organisasi saya sendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hendardi mengatakan tantangan yang dihadapi oleh Ketua
Umum DPN PERADI ke depan adalah isu persatuan organisasi yang terus
dicoba untuk dicabik-cabik oleh sejumlah pihak. “Saya kira Prof. Otto
Hasibuan (Ketua Umum DPN PERADI saat ini,-red) berusaha untuk membuat
kesatuan. Itu tanatangan yang sama untuk Fauzie dan Thomas,” ujarnya.
Namun, lanjut Hendardi, ada yang lebih penting yang harus diemban oleh
PERADI ke depan, yakni organisasi sebagai alat perjuangan untuk rakyat
miskin. Ia menceritakan ketika dulu dia hadir di Kongres PERADIN
(Persatuan Advokat Indonesia, sebelum adanya PERADI) di Bandung pada
sekira 1979-1980. “Mereka mendeklarasikan sebagai organisasi
perjuangan,” ujarnya.
Hendardi menilai flash-back ini perlu diperhatikan oleh para kandidat.
Pasalnya, ada kandidat yang mendeklarasikan di Wisma Proklamasi dan ada
juga yang mendeklarasikan diri di Gedung Joang 1945. Pasangan
Fauzie-Thomas mendeklarasikan pencalonannya di Gedung Joang 1945.
Sebelumnya, pasangan Juniver Girsang-Harry Ponto menyatakan maju di
Munas PERADI dengan memilih Wisma Proklamasi sebagai tempat deklarasi.
Hendardi juga terlihat hadir dalam deklarasi ini.
Ia berharap bahwa pemilihan tempat deklarasi ini bukan hanya pencitraan
semata. “Jangan hanya jadi pencitraan, tetapi harus benar-benar jadi
organiasi perjuangan sesuai cita-cita PERADIN dulu,” tegasnya.
“Dulu PERADIN dinyatakan sebagai organiasi perjuangan untuk rakyat dan
kaum papa. Itu tugas advoka juga. Ini harus ditonjolkan oleh para
kandidat, sebagian tugas advokat adalah membantu kaum papa, kaum miskin
dan orang yang nggak punya,” tambahnya.
Apalagi, lanjut Hendardi, selama dirinya duduk di Dewah Kehormatan
Pusat PERADI dari unsur masyarakat, citra advokat tidak seluruhnya baik.
“Sehari-hari duduk di Dewan Kehormatan Pusat, tumpukan perkara advokat
nakal bukan main banyaknya. Baik laporan dari sesama advokat atau
masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Kandidat Calon Ketua Umum DPN PERADI Fauzie Yusuf
Hasibuan mengatakan pihaknya sudah merancang agar pengabdian kepada
rakyat miskin menjadi salah satu program bila memimpin PERADI. “Kita
akan buat bantuan hukum ke seluruh Indonesia jadi kewajiban advokat. PBH
(Pusat Bantuan Hukum,-red) PERADI akan dikembangkan,” pungkasnya. (www.hukumonline.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar