Minggu, 01 November 2015

Wapres Maladewa Ditangkap


 

Dalam beberapa tahun terakhir, Maladewa terguncang oleh persaingan politik. Presiden sampai harus memecat menteri dan wakil presiden lantaran dianggap berkhianat.
=================

Presiden Maladewa Abdulla Yameen dan istrinya sedang menuju ke Male dari pulau yang menjadi lokasi bandara pada 28 September 2015 lalu saat kapal yang mereka tumpangi untuk kembali ke ibukota itu mengalami insiden ledakan. Bom di bawah kursi yang biasa diduduki Presiden Yameen yang baru pulang haji itu meledak. Sang Presiden selamat, tapi istrinya dan beberapa orang lain menjadi korban luka saat bom meledak.

Pemerintah Maladewa menyebut kejadian ini sebagai upaya pembunuhan dan sudah menahan dua polisi senior --sepekan setelah presiden memecat menteri pertahanannya. Dan pada Sabtu (24/10), Wakil Presiden Maladewa Ahmed Adeeb juga ditangkap. Adeeb ditangkap di bandara sesaat sekembalinya dari kunjungan resmi ke luar negeri, kata polisi setempat.

Penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian dalam serangan ledakan pada kapal Presiden Maladewa Abdulla Yameen pada 28 September lalu cukup mengagetkan. Pasalnya hasil penyelidikan ledakan pada kapal yang membawanya kembali ke ibukota dari Bandara Finifenmaa ternyata diduga didalangi wakil presiden negara tersebut, Ahmed Adeeb.

Menurut keterangan polisi, insiden hari itu menjurus kepada upaya untuk membunuh Presiden Maladewa Abdulla Yameen. Polisi pun langsung menangkap dan menahannya.

Menteri Dalam Negeri Umar Naseer pun mengumumkan penangkapan Wakil Presiden Ahmed Adeeb lewat akun Twitter miliknya. ”Wakil Presiden Adeeb ditangkap dan ditahan di Penjara Dhoonidhoo," cuit Umar Naseer, Sabtu (24/10), sambil meneruskan cuitannya, "Tuduhan: pengkhianatan tingkat tinggi,"

"Kami telah menahan wakil presiden berhubung insiden Finifenmaa," kata polisi kepada Reuters sembari menambahkan, "Dia kini dalam tahanan polisi di pusat tahanan Dhoonidhoo."

Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Moosa Ali Jaleel dipecat karena kelalaiannya dalam aspek keamanan menjurus kepada upaya membunuh presiden negara itu. Pemerintah Maladewa menegaskan sudah menahan dua anggota keamanan yang memiliki akses ke perahu Yameen tetapi belum mengungkapkan penyebab ledakan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Maladewa diguncang oleh persaingan politik. Hasil pemilu yang memenangkan Yameen juga tak lepas dari pergulatan panjang.

Menurut harian Maladewa Haveeru, Sabtu, keamanan di ibukota Male ditingkatkan di tengah kekhawatiran terjadinya ‘gangguan’. "Pada Sabtu (24/10) pagi, lori yang penuh dengan polisi dan tentara terlihat di setiap jalanan ibu kota," tulis harian itu dalam laporannya.

Presiden Yameen telah menunjuk Ahmed Adeeb (33) sebagai wakilnya tiga bulan lalu setelah memecat wakilnya Mohamed Jameel, juga atas tuduhan pengkhianatan.

Sepuluh hari lalu, Yameen memberhentikan Menteri Pertahanan Moosa Ali Jaleel menyusul ledakan di kapal cepatnya saat dia kembali ke Maladewa usai menunaikan haji di Arab Saudi.

Atas insiden tersebut, otoritas Maladewa telah menangkap dua personel keamanan yang memiliki akses ke kapal Yameen. Penangkapan itu dilakukan setelah perombakan pejabat-pejabat penting menyusul ledakan di kapal Yameen pada 28 September lalu.

Ledakan itu terjadi saat Yameen akan turun dari kapalnya di Male, ibukota Maladewa setelah tiba dari Arab Saudi usai menunaikan haji. Saat itu, Yameen tidak terluka, namun istrinya dan dua orang lainnya mengalami luka-luka ringan.

Wapres Ahmed Adeeb membantah tuduhan keterkaitan dirinya dengan ledakan tersebut. Dia baru tiga bulan menjabat sebagai wakil presiden setelah wakil presiden sebelumnya dipecat oleh Abdulla Yameen, juga atas tuduhan pengkhianatan. (BN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar